Senin, 14 September 2009

LIPUTAN KHUSUS

BULETIN JUNI 2009

LIPUTAN KHUSUS

PERESMIAN KLUB NUNDA OLEH Seto Mulyadi, Msi, Psi

LATAR BELAKANG KLUB BUNDA
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah terwujud hasil yang positif dalam meningkatkan kualitas kesehatan penduduk.
Demikian pula kesadaran masyarakat akan pentingnya arti hidup sehat baik jasmani maupun rohani, sehingga berdampak pada peningkatan kualitas SDM yang pada akhirnya akan berdampak pula pada kesejahteraan kehidupan dalam keluarga.
Peran seorang ibu sangat penting dalam keluarga terutama dalam merawat dan membesarkan anak-anak sejak bayi, balita, remaja hingga dewasa.
Betapa mudahnya ibu mengalami kesakitan (morbiditas) maupun kematian (mortalitas) terutama dalam menghadapi masa kehamilan, persalinan & masa nifas.

KEMATIAN IBU MELAHIRKAN
Di Jawa Tengah
Infant Mortality Rate tahun 2006 = 11.03/1000 kelahiran hidup
Maternal Mortality Rate tahun 2006 = 101.37/1000 kelahiran hidup.
Tahun 2007 meningkat 116.3/1000 kelahiran hidup.
Dari data yang ada Jawa Tengah kematian ibu melahirkan adalah:
• Saat bersalin 46.37 %
• Ibu nifas 33.99 %
• Ibu hamil 19.64 %
Mengingat hal tersebut diatas RS. Panti Nugroho berniat untuk membentuk suatu wadah
dimana para ibu dan kaum perempuan dirangkul untuk berbagi pengetahuan, pengalaman & kebersamaan, sehingga kaum ibu dan calon ibu dapat menambah wawasan tentang kesehatan terutama mengenai kesehatan maternal mulai dari perawatan ibu hamil, nifas bayi baru lahir sampai dengan persiapan menjelang menopause. Diharapkan dengan kegiatan tersebut angka kematian bayi & ibu melahirkan seperti perdarahan, sepsis dan toksemia DAPAT DIHINDARI.

“KEBAHAGIAAN KELUARGA ANDA BERAWAL DISINI” adalah moto KLUB BUNDA, dimana klub bunda berdiri pada tanggal 1 Janauri 2009 dan diresmikan oleh Kak Seto Mulyadi, Msi, Psi pada tanggal 23 Mei 2009
Kegiatan KLUB BUNDA, meliputi :
• Seminar
• Workshop/ pelatihan
• Senam hamil
• Pijat bayi
• Pap smear
• Penyuluhan/ ceramah

KEGIATAN RUTIN

MINGGU I Penyuluhan / ceramah
Seputar ibu hamil dan permasalahannya.
MINGGU II Senam hamil masal
MINGGU III Penyuluhan / ceramah
Ibu nifasa & permasalahnnya
(perawatan ibu nifasa, bayi & pijat bayi).
MINGGU IV Penyuluhan / Ceramah
Tentang GIZI BAYI &
BALITA


SEMINAR “ TANGGAP & BIJAK MENDIDIK ANAK BERBAKAT dan BERKEBUTUHAN KHUSUS”
Tanggap dan Bijak Mendidik Anak Berbakat dan Berkebutuhan Khusus
Oleh : Kak Seto Mulyadi, Msi, Psi

Pendahuluan
Setiap orangtua menginginkan putra-putrinya menjadi orang yang sukses, berguna bagi nusa dan bangsa, berhasil dalam karir, menjadi insan yang shaleh, berilmu dan bertakwa. Anak-anak dalam keluarga pada dasarnya adalah seperti bunga-bunga indah didalam taman, masing-masing punya keelokan sendiri-sendiri. Namun, pada kehidupan nyata keadaan yang ideal tersebut seiring tidak mudah untuk dicapai. Banyak faktor internal dari anak yang tak jarang membuat orangtua harus mengelus dada karena anak-anak yang dilahirkan memiliki beragam keunikan baik yang memiliki kemampuan dan rasa ingin tahu yang luar biasa yang sering kita sebut dengan anak berbakat atau cerdas, maupun anak-anak yang memiliki hambatan dalam perkembangan fisik dan mentalnya yang kemudian dikenal dengan sebutan special needs atau anak dengan kebutuhan khusus.
Memahami Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK atara lain:
tuna netra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat
Dengan demikian orangtua memegang peran penting untuk menciptakan lingkungan yang konduktif guna merangsang segenap potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal.
Anak dengan kebutuhan khusus jenisnya banyak, namun ada tiga jenis yang dapat digolongkan terbanyak dan terberat di Indonesia, misalnya Autisma Infantil, Asperger’s Disease dan Attention Deficit (Hyperactive)
Penyebab dari anak-anak berkelainan ini semakin hari semakin beragam dan factor penyulitnya juga semakin banyak ditemukan, misalnya : intoleransi terhadap protein dari susu sapi, kebocoran usus, keracunan logam berat, dll.
Faktor genetika masih tetap merupakan penyebab utama kelainan ini walaupun masih terus diperlukan penelitian yang lebih dlam untuk mendapatklan data yang akurat.
Oleh karena itu, penting agar orangtua waspada terhadap gejala-gejala berikut sebagai usaha mendeteksi secara dini:
• anak sudak berusia 30 bulan namun belum mampu berbicara atau berkomunikasi
• Anak sering menampilkan perilaku hiperaktif dan sikap tidak peduli yang tidak wajar, baik kepada orangtua maupun orang lain
• Anak terlihat tidak mampu bermain dengan teman sebayanya
• Anak menampilkan perilaku aneh yang berulang-ulang
Memahami Anak Berkebutuhan Khusus
Deteksi dini pada anak dengan kebutuhan khusus merupakan suatu hal yang teramat penting, sebab dari situ orangtua dapat melihat kenyataan yang ada berkaitan dengan keadaan anak, dan dapat segera melakukan intervensi atau penanganan yang benar.
Masa yang paling ideal untuk melakukan intervensi secara dini adalah pada saat anak berusia 2-3 tahun, karena pada saat itulah otak mereka mengalami perkembangan yang paling cepat. Namun harus dipahami bahwa bagaimanapun juga, anak-anak berkebutuhan khusus yang berusia lebih dari 5 tahun pun tetap perlu mendapatkan penanganan atau terapi perilaku. Orangtua tidak perlu kawatir atau bahkan samapi putus asa, yang penting disini adalah sikap optimis dari orangtua,. Selain itu tentu saja diperlukan peranan dan partisipasi dari orangtua.
Pendidikan yang efektif
Sama seperti layaknya anak-anak “normal” lainnya, anak-anak dengan special needs juga berhak untuk memperoleh pendidikan. Walaupun mereka memiliki hambatan-hambatan maupun kekurangan-kekurangan, hal ini sebaiknya bukan menjadi alas an untuk tidak memperhatikan kebutuhan belajar mereka.
Sebagian anak dengan gaya belajar, bakat, karakteristik yang unik memerlukan pembelajaran dengan pendekatan individual. Hal ini berlaku pula untuk para anak yang memiliki hambatan dan masalah khusus dalam belajar, termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Dengan Metode homeschooling orangtua berperan sebagai guru dan teman belajar bagi putra-putrinya. Hal ini memungkinkan terciptanya hubungan emosi yang kuat dan kasih saying selama pembelajran. Suasana seperti ini merupakan suiasana yang amat penting diterapkan dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. Suasana tersebut menciptakan perasaan yang sdangat nyaman bagi mereka sehingga dapat mempermudah proses pembelajaran.
Para ahli mengatakan bahwa pada rentan usia 0-5 tahun, seorang anak sangat membutuhkan hubungan emosi yang erat dengan keluarga. Dari sinilah kemudian ia membentuk kemampuan-kemampuan sosialnya. Ia belajar mengenai konsep mana yang baik dan buruk. Disebutkan pula bahwa keterlibatan orangtua dalam proses belajar membawa dampak positif terhadap kesuksesan anak sejak ia masih kecil samapi dewasa. Fakta inilah yang kemudian menjelaskan mengapa dalam kasus ABK, pelaksanaan pendidikan di rumah merupakan salah satu pilihan terbaik. Apalagi metode ini juga amat selaras dengan terapi perilaku yang sebainya juga dilakukan di rumah.
Metode homeschooling merupakan salah satu metode alternative untuk mengatasi keterbatasan kelemahan, dan hambatan emosional yang dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus sehingga memungkinkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai potensi yang dimiliki.
Metode ini bila dilaksanakan dengan benar dapat memberikan kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran terutama bagi anak.
Ada beberapa prasyarat yang diperhatikan adar metode ini dapat terlaksana dan anak merasa nyaman dalam belajar :
• kemampuan dan tekad yang bulat
• Disiplin belajar-pembelajaran yang dipegang teguh
• Ketersediaan waktu yang cukup
• Keluwesan dalan pendekatan pembelajaran
• Kemampuan orangtua mengelola kegiatan
• Ketersediaan sumber belajar
• Dipenuhinya standar yang ditentukan
• Diselenggarakannya program sosialisasiagar anak-anak tidak terasing dari lingkungan masyarakat dan teman sebaya
• Dijalinnya kerjasama dengan lembaga pendidikan formal dan nonformal setempat sesuai dengan prinsip keterbukaan dan multimakna
• Terjalin komunikasi yang baik antar para orangtua
• Tersedianya perangkat penilaian belajar yang inovatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ad by panen iklan